Sidat (Moa) |
Sidat sering disebut ‘MOA’ atau belut bertelinga. Ikan ini
sangat mirip dengan belut, tetapi dia mempunyai telinga dan mempunyai senjata
ampuh dengan lendir disekujur tubuhnya
sering disebut ‘MOA’ atau belut bertelinga. Ikan ini sangat
mirip dengan belut, tetapi dia mempunyai telinga dan mempunyai senjata ampuh
dengan lendir disekujur tubuhnya yang begitu licin yang akan begitu menyusahkan
bila akan ditangkap walaupun itu sudah terkena kail. Tangkap ikan itu
menggunakan kain, maka dia akan tertangkap dengan mudahnya. Itupun masih dapat
ditoleransi bila ukurannya tergolong kecil antara 1-2 kg.
Ikan ini mempunyai daging yang cukup enak, ikan ini
mempunyai kemiripan dengan belut, tidak mempunyai duri sehingga akan memudahkan
ketika dikonsumsi. Ikan ini banyak terdapat di sungai-sungai atau muara yang
mengarah ke laut selatan.
Beberapa nama lain dari moa :
- Lumbon adalah ikan sidat yang berukuran kecil.
- Sidat adalah ikan sidat yang berukuran sedang atau besar.
- Pelus adalah ikan sidat yang berukuran super besar 20 kg lebih.
Perkembang biakan sidat
Perkembang biakan sidat tergolong unik, karena walaupun
termasuk jenis ikan air tawar tapi perkembang biakannya di laut lepas. Pelus
atau sidat dewasa yang ada di sungai-sungai, danau, ataupun rawa setelah siap
bertelur akan menuju ke laut untuk bertelur. Telur yang menetas di laut atau
yang biasa di sebut impun akan menuju ke muara kemudian setelah agak besar
kira-kira sebesar pensil akan naik ke sungai. Karena cara perkembang biakan
yang seperti itulah sehingga pelus atau sidat sangat sulit untuk dibudidayakan.
Di indonesia sendiri budidaya pelus atau sidat hanya sebatas pembesaran dengan
menangkap impun yang ada di muara.
Mancing Sidat
Untuk penggemar mancing di laut maka mascotnya
adalah marlin, sedangkan untuk para pemancing air tawar di wilayah jogja dan
sekitarnya sidatlah yang menjadi mascotnya. Ikan ini termasuk ikan predator,
mencari makan di malam hari, bisa juga siang hari dengan catatan air sedang
keruh. Oleh karena itu para pemburu sidat sengaja mencari mereka pada malam
hari, dengan peralatan yang berbeda jika memancing di siang hari. Stick, senar,
bandul dan mata kail yang cukup besar, jas hujan, sepatu boot, senter, pospor
atau klinting, kotak tempat ikan atau karung gandum.
Peralatan memancing pelus tidak perlu dengan harga yang
mahal, tetapi harus kuat. Karena ikan ini bertenaga yang besar. Memancing
sidat, pelus atau moa dilakukan pada sore hingga malam hari, karena pelus
adalah jenis ikan yang aktif di malam hari. Sehingga peralatan tambahan sepeti
senter dan sepatu boat mutlak diperlukan untuk menghindari ular dan sejenisnya.
Waktu memancing pelus yang baik adalah pada sore menjelang
malam dan dini hari, karena pada waktu itu lah jam makan ikan tersebut. suhu
udara juga harus diperhatikan, karena pada suhu yang dingin biasanya pelus tidak
mau makan. Umpan mengunakan umpan alami. karna ikan pelus termasuk pemakan
daging maka digunakan umpan seperti cacing, kodok, jangkrik, piting tawar(yu
yu), belut, udang, ikan kecil, dsb.
Sumber : (berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar